Umat Islam Harus Bangkit Dalam Bidang Ekonomi


Yusuf+Kalla.jpg

MALANG (SINDO) – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa umat Islam dan masyarakat Indonesia harus mulai bangkit menggali potensi ekonomi umat agar rakyat Indonesia sejahtera. Menurut dia, titik lemah Indonesia saat ini terletak di bidang ekonomi yang belum mampu menyejahterakan masyarakat secara luas dan merata.

Menurut Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu, hal tersebut bisa terjadi karena tidak banyak umat Islam yang menguasai persoalan terkait perekonomian. Selain yang menguasai bidang ekonomi sangat rendah, masyarakat Indonesia pada umumnya lebih memilih menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau profesi lain ketimbang menjadi pengusaha.

Dia mengibaratkan bahwa memulai usaha seperti renang. Untuk mahir berenang harus belajar. Demikian juga dengan usaha yang harus dimulai. Tanpa ada niat memulai, pasti tidak akan pernah bisa menjadi pengusaha. ”Kalau kita tidak belajar dulu secara teori dan dipraktikkan menjadi seorang pengusaha, kita tidak akan pernah bisa menjadi pengusaha, termasuk pengusaha dalam bidang perdagangan,”katanya dalam acara kajian Ramadan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kemarin.

Acara ini dihadiri para saudagar warga Muhammadiyah. Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat itu mengatakan, Rasulullah dulu adalah seorang pedagang. Bahkan, masuknya Islam ke Indonesia juga melalui perdagangan. Kenapa fondasi yang sudah ada itu tidak dikembangkan lagi untuk menjadi lembaga atau negara yang mandiri? Senada dengan Jusuf Kalla, mantan Mendiknas yang juga sesepuh Muhammadiyah Prof A Malik Fajar mengatakan, menggerakkan perekonomian harus dimulai dengan niat. ” Niat dan memulai berwirausaha itu memang sulit, tapi memulai itu sudah menjadi modal berharga dan menjadi fondasi yang kuat bagi berkembangnya perekonomian yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas,”tegasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengingatkan pemerintah supaya tidak membuka pintu lebar-lebar bagi perekonomian kapitalis. ” Meski kita tidak menolaknya, pemerintah jangan terlalu memberikan porsi yang besar terhadap ekonomi kapitalis sehingga berkembang dan tumbuh subur di negeri ini,” tuturnya di Malang kemarin. Dia menegaskan, perekonomian yang harus dikembangkan di Indonesia adalah ekonomi kerakyatan. Bukan ekonomi kapitalisme maupun sosialisme meski keduanya tidak ditolak di negeri ini.

Dalam mengembangkan perekonomian, pemerintah perlu mengamalkan amanat UUD 1945, yakni demokrasi dan ekonomi kerakyatan dengan tidak mengabaikan pemerataan dan keadilan. Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan, Muhammadiyah siap digandeng pemerintah, termasuk dalam program kemitraan sejati. Menurut dia, jika organisasi masyarakat (ormas) di negeri ini mampu menumbuhkan perekonomian dan bisa jaya, itu artinya ormas tersebut juga mampu mengentaskan kemiskinan.

Karena itu, pemerintah harus melakukan pola yang mengarah pada pertumbuhan perekonomian yang berbasis pada rakyat. Untuk mengimbangi perekonomian kerakyatan tersebut, pemerintah juga harus mulai melakukan pendataan (inventarisasi) jumlah pengusaha yang ada di daerah.

Sumber gambar: yusufkalla.blogspot.com

Comments
4 Responses to “Umat Islam Harus Bangkit Dalam Bidang Ekonomi”
  1. Kata2 yg pertama.
    kapan Jusuf Kalla jadi Presiden? setahu saya hanya wakil Presiden…..

  2. Kelabang's Blog berkata:

    Oh ya, salah ketik, memang Yusuf Kalla nggak pernah jadi Presiden.

  3. Ini cukup asalkan ada banyak di luar sana hanya menunggu kanan..

  4. Awesome informasi, banyak terima kasih kepada penulis artikel. Ini bisa dimengerti bagi saya sekarang, efektivitas dan pentingnya adalah pikiran-boggling. Terima kasih sekali lagi dan semoga berhasil!

Tinggalkan komentar